Your Ad here ...



Product ...

Services ...

Other things ...

Sabtu, Agustus 23, 2008
MUKJIZAT SEDEKAH

Hari ini saya sedang jalan pagi dengan motor kesayangan saya, di sebuah simpang lampu merah, saya berhenti, lalu mencari seorang bapak buta yang biasanya setiap pagi duduk di simpang lampu merah dengan ember bekas di tangannya. Karna semenjak tujuh bulan lalu saya bertekat di dalam hati, saat berangkat kerja harus ada sedekah meski hanya Rp.1000. setiap hari, dan bapak buta ini sudah menjadi langganan bagi saya.
Namun hari ini tidak ada tampak tubuh renta itu lagi disini,
"Apakah bapak itu sakit ya?"
"Atau?"
Berbagai pertanyaan muncul di dalam kepala saya. Namun tidak satu pun kepastian jawaban yang saya dapatkan.Mengapa ya saya sangat perduli ke Bapak pengemis buta itu?

Sebenarnya cerita ini bemula semenjak tujuh bulan lalu.
Saya bekerja di Sebuah Perusahaan asing dari Jerman yang bergerak di bidang Farmasi, untuk penyediaan obat2 Paten untuk dokter di RS.Pertamina yang menangani pasien hipertensi, jantung, syaraf dan Ginjal. saya sudah bekerja hampir dua tahun.
Sebenarnya penghasilan tetap saya cukup besar bahkan lebih bila dibandingkan pegawai negri (Bukannya sombong ya, karna saya anak pegawai negri jadi saya tahu penghasilan bapak saya yang sudah golongan IV di kantor Imigrasi).
Namun penghasilan besar bukan berarti membuat saya hidup berkecukupan, karna selalu ada pengeluaran2 yang kadang2 lebih besar dibandingkan pemasukan.
Apalagi tawaran dari sales Kartu kredit selalu datang setiap bulan, hingga saya bisa punya 3 buah kartu kredit.
Tapi kartu kredit ini malah membuat pengeluaran saya makin bertambah besar.
hingga gaji yang saya terima setiap tanggal 25 setiap bulan hanya bisa bertahan sampai tanggal 10 saja.tentu saja untuk tanggal selanjutnya kartu kredit mulai beraksi lagi, jadi tidak pernah di lunasi.
Dan hari itu saya benar2 sangat bingung sekali.
seharusnya saya bahagia karna istri saya yang sudah saya nikahi selama tiga tahun namun belum di beri rezki anak. 3 tahun saya harus bersabar hingga istri saya dinyatakan hamil oleh dokter.
namun kehamilan ini meyebabkan istri saya dinyatakan HiperEmesis gravidarum (Muntah berlebihan hingga dehidrasi), sehingga istri saya harus diopname selama seminggu di rumah sakit swasta.
Dan hari itu istri saya sudah boleh istirahat di rumah setelah saya melunasi biaya rumah sakit sebesar Rp.7.800.000.-
Meski seluruh biaya di tanggung perusahaan, namun dalam bentuk klaim (saya harus tanggung sendiri dulu baru diajukan kekantor dan di ganti satu bulan kemudian).
Saya pergi ke ATM dan cek saldo. dan Saldo saya hanya ada Rp.2.000.000.-
Kemana saya harus cari Rp.6.000.000.- lagi?
Berbagai perasaan berkecamuk dalam hati saya, bingung, benar benar bingung.
2 jam lagi saya harus melunasi tagihan rumah sakit kalau tidak akan di tambah biaya kamar Rp.500.000.- lagi (Ruang VVIP).
Saya telp beberapa orang teman dekat. mudah2an dapat pinjaman, namun jawabannya sama saat ini mereka juga tidak ada uang.
saya benar benar panik....
Saat saya lewat depan mesjid, saya dengar suara azan Dhuhur, lalu saya berhenti dan ingin menunaikan kewajiban sholat dulu, dan ingin mengadu pada sang Khaliq.
Selesai sholat ada perasaan tenang di dalam hati meski uang 6 jt nya belum saya dapat, saya lirik jam.
"Ya allah sudah jam 1, tinggal 1 jam lagi!"
Di luar mesjid saya lihat ada seorang bapak yang berjualan buku2 islam, Alquran dan hadist, lalu saya ambil alqur'an terjemahan dan saya memnaca sebuah firman Allah SWT
surat Al-Baqarah 245: ”Siapa yang memberikan pinjaman yang berarti kepada Allah, niscaya Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya yang banyak sekali dan Allah sanggup mempersulit dan melapangkan rizki dan kepadaNya kamu dikembalikan.”
Ntah mengapa saya merasa bersalah, selama ini saya jau dari sedekah, penghasilan yang saya terima hanya habis untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak perlu.
"Apakah saya sudah terlambat?"
Saya lalu pergi dan kebingungan mulai hinggap lagi.panik dan resah muncul bersamaan.
Di Simpang lampu merah itu lalu saya melihat seorang bapak tua yang berjalan dengan tongkat dan kakinya hanya satu. dia menengadahkan ember nya kepada saya.
saya menatap dia
"Ya allah, bapak tua ini ternyata selain cacat kakinya juga buta"
Tapi tidak ada keresahan di wajahnya, dia tersenyum meski dia tidak tahu tersenyum sama siapa.
Lalu saya ingat pada Surat Albaqarah yang saya baca tadi di depan mesjid.
Saya ambil Rp.100.000.- dari dompet dan memberikan kepada pengemis buta dan cacat itu.
"Tolong Do'a kan saya Pak"
"Alhamdulillah...." bisik pengemis tua itu lalu dia duduk di bawah lampu merah.
Lampu hijau sudah menyala dan saya berlalu dari pengemis itu.Tujuan saya kembali kerumah sakit dengan uang di kantong hanya Rp.1.900.000.-. saya serahkan semua pada Allah.SWT.
Setiba di rumah sakit sudah jam 1.30.WIB. saya lalu duduk di kursi tunggu kasir.
Air mata saya mulai menetes,
saya hanya bisa berucap "Ya allah bantu hambamu ini"
Saya melirik jam sudah jam 1.45 WIB, handphone saya berbunyi.
Telp dari istri saya yang sudah menunggu di kamar rumah sakit.
"Sudah Dapat uangnya sayang?"
Saya hanya terdiam, tadi sebelum berangkat saya yakinkan istri saya kalau uangnya ada.
"Gimana sayang?" tanyanya lagi.
"Sabar ya sayang" saya hanya bisa jawab itu dan menutup telp.
Jam 1.50 Wib.Mengapa jam ini terlalu cepat berjalan.
"Koechel kan?"
sebuah suara membuat saya menoleh.
"Ya Tuhan. Adi Ya?"
Saya tidak percaya seorang sahabat karib yang tidak ada beritanya lagi setelah hampir 8 tahun.dan sekarang bertemu.
Kami berpelukan.Adi merupakan sahabat saya sewaktu SMA, kehidupannya begitu miskin dan tinggal dengan neneknya.dan dia sudah saya anggap sebagai saudara,karna dia sering makan dan tidur di rumah dan kadang uang sekolahnya dibayar oleh bapak. namun begitu tamat SMA dia pergi ke jakarta untuk mencari ibunya dan tidak ada kabar lagi.
Namun sekarang dia tampak beda sekali.
"Kabar bapak sama Ibu gimana?" tanya Adi
"Bapak sama Ibu baik, hanya saja kabar saya yang lagi tidak baik" jawab saya.
"Mengapa?" tanya Adi lagi.
lalu saya menceritakan tentang nasib saya.
Awalnya saya kira dia akan ikut prihatin, ternyata dia tertawa.
"Sudah Jam 2 lewat sepuluh Chel,Kamu terlambat"kata adi.
Ingin rasanya saya memukul mukanya.
Lalu dia menarik tangan saya kekasir.
"Mbak tolong kwitansi lunas pasien an.Betti kamar 305" mintanya sama kasir.
Saya makin bingung, uang saya hanya 2 juta, apa Adi tidak mengerti cerita saya.
lalu adi meyerahkan kwitansi itu sama saya.
"Ayo kita jemput istri mu ke atas"
Saya benar2 bingung, bagaimana saya mau jemput, kwitansinya kan belum saya bayar, lagi pula Adi juga tidak mengeluarkan uangnya untuk kwitansi itu,Bisa bisa saya di kejar satpam.
Adi Tertawa lagi.lalu berkata
"Chel...Itu lah gunanya teman, Saya kepala keuangan di rumah sakit ini, pembayarannya bisa kamu tunda sampai klaim dari kantor kamu keluar"
"Alhamdulillah ya Allah, mukjizat sedekah yang engkau janjikan telah engkau tunjukan"
Inilah salah satu Mukjizat sedekah yang paling berkesan yang saya rasakan.
dan semenjak itu saya selalu menyiapkan uang di kantong untuk di bagikan ke pengemis setiap hari.
Namun hari ini tidak ada Bapak pengemis buta itu lagi.
dari seorang penjual koran saya dapat informasi kalau sabtu siang kemarin para pengemis dan gelandangan di tangkap oleh Petugas Satpol PP, untuk antisipasi makin banyaknya pengemis menjelang bulan puasa. dan tampak sebuah pengumuman besar yang telah di pasang oleh Dinas Sosial
"DILARANG MEMBERIKAN SUMBANGAN KEPADA PENGEMIS, BILA ANDA INGIN MENYUMBANG SILAHKAN SALURKAN KE DINAS SOSIAL"
Namun yang membuat saya ragu,

"Apakah kalau saya menyerahkan sedekah ke Dinas Sosial Mukjizat Sedekah masih ada?
Karna saya ragu sedekahnya akan sampai ke tangan orang miskin karna lebih sering masuk ke kantong Oknum DinSos?"

.

Label: